Siapakah Tamu Allah?
Acapkali, ketika sedang bertamu kita memosisikan diri bak seorang raja yang ingin dilayani dan dimuliakan sedemikian rupa. Sehingga , ketika kita tidak terlayani sebagaimana keinginan kita. Maka , tidak jarang timbul umpatan dan bahkan akan menjadi bahan gunjingan tidak enak yang kelak diceritakan di banyak orang. Hal semacam ini adalah sebentuk kecil kesalahan diri di dalam menerapkan sebuah tuntunan, jika tidak disebut sebagai penyalah gunaan dalil demi egoisme diri. Sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw, “ barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamu . ” P ada dasarnya , Hadist tersebut ditujukan kepada setiap yang berposisi sebagai tuan rumah . Agar dapat memuliakan tamu sebaik-baiknya. Akan tetapi , yang kerapkali berkembang di masyarakat adalah sabda Rasulullah Saw tersebut dijadikan pegangan oleh se se orang yang berposisi sebagai tamu . Agar ketika bertamu dimuliakan semulia-mulianya sebagaimana keinginannya. Padahal , yang bertamu s